NAPAK TILAS 420 TAHUN
Perkembangan Manajemen SDM dan Kompetensi
Bagian 1

Sahabat FTC,
Awal tahun 2022 baru menginjak beberapa hari, dan tahun 2021 hanya tinggal sejarah. Pembahasan perkembangan manajemen SDM dan kompetensi sepertinya cocok untuk dibahas di awal pergantian tahun ini. Pada kesempatan ini, FTC menyajikan materi istimewa akhir tahun 2021 dengan tema “420 Tahun Perkembangan MSDM dan Kompetensi”.

Penyusunan materi ini memaksa penulis untuk mempelajari kembali buku-buku babon yang antara lain Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia (Brian Aprianto & Fonny Arisandy Jacob), The Wealth of Nations (Adam Smith), The History of Java (Thomas Stanford Raffles), dan Sejarah Kepulauan Nusantara (John Crawfurd) sampai tepar rasanya!

Jangan lupa menyiapkan kopi atau minuman lainnya untuk menjaga mata Anda tetap segar dan ringan dalam menjelajahi tulisan perjalanan sejarah ini.

Selamat menikmati kembali ke masa lalu!

Sebagai overview, penulis menyajikan “Timeline Perkembangan MSDM” termasuk membahasa sistem kerja yang terus berinovasi sejalan dengan penemuan teknologi. Timeline ini disusun dengan memperhatikan referensi dari buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia yang penyajiannya diperbaharui sampai era Revolusi Industri 4.0 serta didukung dengan buku sejarah masa lalu nusantara. Mempelajari buku sejarah membuat waktu terasa berhenti bergulir dan terhenti pada detik masa lalu yang hidup dalam imaginasi pikiran.

Berdasarkan timeline tersebut pembahasan perkembangan SDM dan kompetensi dimulai dari tahun 1600, dimana saat itu perdagangan dunia memasuki era penjelajahan dunia baru yang ditandai dengan penjelajahan bangsa Portugis, Belanda dan Inggris gencar mencari sumber rempah dan hasil alam lainnya ke Asia.

Hal yang sangat menarik adalah saat fikiran penulis membawa definisi kompetensi ke masa lalu, yaitu 420 tahun lampau!

Pikiran berkecamuk membayangkan dan menduga-duga bagaimana penduduk nusantara bekerja membuat ukiran yang indah, membuat keris, baju, sampai membuat kapal yang mengarungi samudra?

Apa mungkin mereka saat itu tidak kompeten?

Bersambung ke Bagian 2

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment