Menyoal Perbedaan Perspektif
Kompetensi dan Kinerja di Industri

Sahabat FTC,
Sejauh mana kompetensi pekerja memberikan dampak terhadap peningkatan kinerja?
Seorang pekerja terkadang tidak dapat memenuhi pencapaian kinerja dan mutu pekerjaan, sehingga harus diberikan perhatian khusus. Dampak langsung yang terjadi adalah tidak konsistennya pencapaian kinerja dan mutu produk.

Tulisan kali ini akan mencoba menggali hubungan antara kompetensi dan kinerja. Lebih jauh lagi, kompetensi yang akan dibahas berupa dimensi kompetensi di lingkungan kerja. Pada dasarnya dimensi kompetensi merupakan keadaan-keadaan yang mungkin dihadapi seseorang secara langsung pada saat melakukan pekerjaan sesuai dengan Job Description.

Seorang pekerja idealnya mampu merespon keadaan-keadaan di lingkungan kerja dengan baik. Sebagai contoh pada industri pakaian jadi atau garment, seorang operator jahit diharapkan dapat memenuhi 5 dimensi kompetensi. Pemenuhan dimensi kompetensi oleh operator jahit terhadap ini dapat disimak pada Tabel Contoh Penerapan Dimensi Kompetensi.

Operator jahit yang memenuhi 5 dimensi kompetensi berpotensi dapat menjaga dan meningkatkan pencapaian kinerjanya atau termasuk pekerja dengan kinerja unggul. Apabila merujuk kepada R. Palan Ph.D. dalam bukunya yang berjudul Competency Management menyatakan bahwa kinerja unggul dapat diwujudkan jika ada sinergi antara kecakapan (competence), lingkungan organisasi, dan motivasi.

Di sini R. Palan menjelaskan perbedaan antara kompetensi dan kinerja. Artinya, seorang operator jahit yang telah kompeten saja belum tentu dapat menunjukkan kinerja yang unggul jika lingkungan kerjanya tidak mendukung.

Bayangkan jika di tempat kerja operator jahit tersebut banyak konflik kepentingan, manajemen tidak memberikan peluang untuk tumbuh, tekanan dari supervisor serta rendahnya motivasi operator untuk maju. Tentunya kinerja unggul, hanya mimpi di siang bolong!

Perspektif terkait pengertian kompetensi dari pihak perusahaan, dengan definisi sesuai peraturan yang berlaku harus diluruskan. Jangan sampai pihak perusahaan pada akhirnya berasumsi sendiri bahwa mempekerjakan operator jahit yang mempunyai sertifikat kompetensi dengan operator yang tidak bersertifikat adalah sama saja karena aspek kinerja produksi atau output sebagai sudut pandangnya.

Di titik ini perusahaan harus dapat membedakan definisi kompetensi dengan kinerja!
Dan terakhir, perusahaan harus memperbaiki lingkungan kerja, dan mengembangkan motivasi operator agar terjadi peningkatan kinerja secara komprehensif.

Semoga harinya menyenangkan dan tetap semangat!

Referensi:
• Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia, 2013. Brian Aprinto dan Fonny Arisandy Jacob terbitan PPM Manajemen.
• Palan, R. Ph.D., 2007. Competency Management. Penerbit PPM, cetakan 1.
• Mardianto, Adi S.Psi, MBA, 2012. Recruitment Analysis. Pinasthika Publisher, cetakan 1.
• Materi webinar Manajemen Produktivitas, Dadang Budiaji, MM.

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment