Siapakah Pekerja yang “Kompeten” Menurut
Manajer Produksi?

Sahabat FTC,
Semoga dalam keadaan semangat dan sehat.
Pada kesempatan ini kita akan membahas penerapan kompetensi di industri dengan contoh pada perusahaan garment. Garment perupakan industri padat karya dengan produktivitas yang relatif tinggi berbasis keahlian pekerja dalam menjahit, sehingga diperlukan penjahit kompeten.

Perusahaan garment yang menjahit kemeja dengan mengunakan 4 line produksi, biasanya satu line terdiri atas beberapa operator jahit, taruhlah dalam hal ini 10 orang operator per linenya. Setiap operator akan melakukan suatu proses jahit yang berbeda sehingga pada ujung line akan keluar output berupa kemeja.

Seorang manajer produksi melakukan tinjauan pencapaian kinerja hasil produksi harian per line yang kemudian dibandingkan dengan target dan standar kinerja yang telah ditetapkan. Perusahaan untuk proses jahit kemeja tersebut menetapkan standar kinerja misalnya berupa:
1) Sasaran Produktivitas
Target pencapaian jumlah kemeja yang diproduksi dalam setiap shift, misalnya 200 potong kemeja/shift (7 jam kerja efektif).
2) Sasaran Mutu
Target maksimal adanya kemeja yang tidak sesuai spesifikasi mutu atau kemeja yang cacat (defect), misalnya maksimal 2.5% dari total produksi setiap shift.

Manajer produksi melakukan analisis hasil produksi kemeja dari 4 line tersebut, misalnya untuk proses jahit saku kemeja. Setiap line terdapat 1 operator jahit saku kemeja, dan hasilnya dibandingkan dengan operator jahit dari line lainnya.

Siapakah yang “kompeten” menurut Manajer Produksi?
Tentunya operator C karena dapat memenuhi kinerja produksi yang telah ditentukan, meskipun mungkin operator A, B, dan D mempunyai sertifikat kompetensi yang relevan. Di dunia kerja, perusahaan terkadang mempunyai perspektifnya sendiri terhadap kompetensi!

Hal ini menunjukkan selembar sertifikat kompetensi merupakan output dari kegiatan sertifikasi kompetensi, namun manajer atau si Bos akan lebih memperhatikan outcome yaitu pembuktian atau apa yang dapat dilakukan oleh seseorang yang dinyatakan kompeten?

Inilah tantangan nyata bagi pemegang sertifikat kompetensi di dunia kerja, sudah siapkah Anda menyikapinya?

Referensi:
• Buku Pedoman Lengkap Profesional SDM Indonesia, 2013. Brian Aprinto dan Fonny Arisandy Jacob terbitan PPM Manajemen.
• Palan, R. Ph.D., 2007. Competency Management. Penerbit PPM, cetakan 1.
• Mardianto, Adi S.Psi, MBA, 2012. Recruitment Analysis. Pinasthika Publisher, cetakan 1.
• Webinar Manajemen Produktivitas, 11 juni 2021, oleh Dadang Budiaji, MM

Like this article?

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Linkdin
Share on Pinterest

Leave a comment